Read More.. .breadcrumbs {padding: 5px 5px 5px 0px; margin: 0px 0px 15px 0px; font-size:95%; line-height:1.4em; border-bottom:3px double #e6e4e3;} -->

Selasa, 22 November 2011

SAD ENDING



"lebay" komentar seorang cowok saat keluar dri sbuah bioskop.
"selalu gitu" batin gadis yg berjalan disampingnya.
Keduanya berjalan kearah parkiran,cowok itu membukakan pintu mobil untuk Sahabatnya.
"kenapa sih,El?? Filmnya bagus kok " gadis itu akhirnya membuka mulut.
"bagus apanya sih,dari awal smpe akhir kamu nangis terus,apa bagusnya film kayak gitu?" jwb pemuda yg bernama Elang itu.
"aku kan terharu,El" jwb si gadis.
"aku gak suka liat kamu nangis,Cuma gara-gara  film" Jawab Elang.

"aku gak suka yg sedih-sedih,Zy ,apalagi sad ending. Bukankah semua orang mengharapkan akhir yg menggembirakan??"
"tp hidup itu kan gak selalu indah."
"justru karna itu,hidup itu gak selalu indah,trus kenapa kita mesti nambah buruk keadaan dgn nonton atau baca yg sedih-sedih." jelas Elang, sambil tetap konses pada kemudi mobilnya.
"kamu tau mentari zy? ,ia selalu terbit dengan indah,dan tenggelam juga dgn indah,jadi bukan gak mungkinkan kehidupan kita akan selalu indah,kayak mentari" lanjut Elang.

Elang dan izzy ,mereka adalah sahabat dekat, sudah sejak kecil. Tapi kebersamaan dan kebahagiaan mereka sama sekali tdk berkurang malah terlihat terus bertambah seiring kedewasaan mereka.
"kalo aku pribadi sih,lebih suka sad ending,El." ucap izzy tiba-tiba,memecah keheningan yg tadi tercipta diantara keduanya.
Elang hanya mengangkat kedua alisnya.
"buat aku,cerita atau film yang sad ending itu,lbh dapet feelnya" ucap izzy sambil tersenyum manis sekali,
"tapi nggak dgn kisah kita kan??" kata Elang, sambil masih konsen menyetir mobil.
 "kamu salah,El. Bahkan mungkin kita akan menjadi bagian dari sad ending itu sendiri" batin Izzy.
"ohh,iya,tentu. Aku selalu pengen kita semua, selalu pengen bahagia" jawab Izzy mantap.

"ekh,El.. Berarti kamu gak pernah baca novel-novel aku donk??" tanya Izzy,sambil memanyunkan bibirnya,ntar berapa senti.
"hhehe,map yah. Kamu kan tau,aku paling males,baca novel-novel cewek kayak gitu. Lagian kenapa sih kamu selalu nulis novel yg berbau kematian,perpisaha,kenapa gak kamu coba bikin novel dari kisah persahabatan kita, pasti gak ada sedih-sedihnya kayak gitu" jelas Elang, sambil terus melajukan mobilnya melewati jalanan kota bandung dengan kelap-kelip lampu malamnya.
Izzy walaupun baru kelas 2 SMA,tapi ia sudah dikenal sbg penulis yg hebat dan berbakat,setiap ceritanya selalu mampu mengurai air mata setiap pembacanya.

"ini baca ya" kata Izzy,sambil mengangsurkan sebuah buku berwarna kuning dgn judul "seribu burung kertas" tertulis dgn warna biru laut. "ini mungkin buku sad ending  yg terakhir dan kamu harus baca,sampe selesai ya" pinta Izzy.
"yg terakhir sad ending,maksudnya??" tanya Elang, Izzy tdk menjawab,lagi-lagi ia hanya tersenyum.
"iya deh" kata Elang  akhirnya.
Walaupun ia tdk mengerti makna dibalik kata 'yg terakhir' itu??
Rio menghentikan mobilnya,mendadak.
"Adel" gumamnya.
"mana  EL??" tanya Izzy.
"itu Zy.." Elang menunjuk kearah kerumunan orang banyak diujung jalan,
mereka segera keluar dari mobil,menerobos segerombolan orang didepan mereka.
Dan mata mereka sontak melebar,melihat Adel bersimbah darah memangku seorang pria yg terkolek tak berdaya.
Disampingnya terparkir seonggok besi yg bentuknya sudah tdk bisa dibilang mobil lagi.
Adel adalah teman sekelas Izzy dan Elang.

"bangun,ilham , ,bangun,...." Adel terisak,butiran-butiran bening itu sudah mengalir deras membasahi pipinya.

"gak selalu happy ending kan yo??" bisik izzy,lalu menghampiri Adel,,Elang tertegun
"tapi sad ending itu milik orang lain,zy ,dan gak akan pernah jadi bagian dari kita." ucp Elang dalam hati.
Lalu keduanya menghampiri Adel dan Ilham,kekasihnya yg ternyata sudah tewas ditempat karena kecelakaan yg baru saja menimpa mereka.

__6 Bulan Kemudian__

Elang  segera menyambar jaket dan kunci,motornya,ia menggas motornya gila-gilaan,tak peduli maut yg sudah mengintainya.
Beruntung Elang memang lihai mengemudikan motornya,rio segera turun dgn tergesa,RS Paramarta.

Disepanjang koridor rumah sakit itu,Elang terus berlari. Ia berkali-kali menabrak orang yg berlalu lalang,wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran yg mendalam. Sejak menerima kabar bahwa Izzy koma,yg ada dibenaknya tentu hanya gadisnya itu.

pintu kamar rawat Izzy dibuka,pemandangan didepannya membuat Elang ragu untuk melanjutkan langkahnya,tapi sedetik kemudian diteguhkan hatinya. Izzy sudah tertidur pulas sejak 3hari lalu, Elang menghampiri tempat tidur Izzy. Dibelainya rambut Izzy yang biasanya terurai hitam dan indah,tapi kini sudah mulai tanggal dari kepalanya.

"mimpi kamu,udah berapa episode,Zy?? Bangun donk,apa kamu gak kangen sama aku?" Elang mulai bergumam kecil, sebenarnya sudah sejak lama ia memendam rasa pada Izzy, namun ia takut bila hanya karena itu Izzy jadi membencinya.

Ia tak menyangka baru seminggu,Elang meninggalkan Izzy ke Yogya pada liburan sekolah kali ini,dan saat Elang kembali ia harus mendapati sahabatnya terkulai lemas diranjang rumah sakit. Elang larut dlm kesedihannya,ketakutan dan cemas telah membayanginya sejak tadi. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya pelan.

"jangan nangis,beri dia semangat" kata Ardy sepupu Izzy.
"maafin Izzy  El,dia gak ngasih tau penyakitnya ke elo selama ini. Kanker darah,dan skrang udah stadium akhir" jelas Ardy.
Hati Elang  seakan diruntuhi langit,ia limbung bahkan ia tak lagi mampu merasakan deru nafasnya sendiri.
Pikirannya dihempas jauh,
jauuuhh sekali dari dugaannya.
Gadisnya,gadis yg selama lebih dari 2thn ini menghujaninya perhatian,yg selalu menjadi tamu dlm mimpi-mimpi indahnya,yg selalu tersenyum ceria,ternyata menyimpan rahasia besar.
Rasa sesal pun memenuhi rongga dadanya

"tuhan,pindahkan rasa sakitnya kepadaku,biar aku yg menggantikannya,biar aku yg melawan rasa sakit itu,kembalikan tawanya tuhan,kembalikan senyumnya" pinta Elang dalam hati.

"Izzy gak suka liat lo sedih,lo itu semangatnya dia,kasih dia motivasi,temenin dia,bujuk dia buat bangun,cuma lo yg bisa yo,gw yakin" tambah Ardy.

sudah 2 pekan,tapi Izzy belum juga mau terbangun.
"siapa yg kamu mimpiin sih Zy? Sampe kamu betah bgt tidurnya" ucap Elang yg saat itu sedang menemani Izzy.
Elang memang selalu menemani Izzy ,menceritakan semua kegiatannya,bernyanyi untuknya, Elang berharap Izzy  dapat mendengarnya dan segera sadar.

Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu,diraihnya sebuah buku bersampul kuning yg 6 bulan lalu diberikan Adel ,dari dlm tasnya.

"haruskah sad ending?" batinnya.
Ia berjalan gontai kekamar Izzy,ia tdk terkejut ketika melihat Ardy menangis,ia tdk terkejut melihat monitor disebelah tempat tidur Izzy yg berubah jadi garis lurus.

Ia terduduk lemas,gadisnya telah pergi,tak akan ada lagi senyum manisnya,curahan kasih sayangnya,limpahan perhatiannya.
"aku gak suka sad ending shill,aku gak suka,dan gak akan pernah suka" bisiknya.

Tiba-tiba, dari pintu kamar itu terlihat Adel diikuti teman-teman sekelasnya membawa kue Ulang tahun,
“Selamat ulang tahun kami ucapkan selamat panjang umur, kita kan doakan……”
Ya benar, itu hanya acting Izzy untuk memberi kejutan pada ulang tahun Elang yang sudah genap 17 tahun.
Izzy bangun dari tempat tidurnya dan berdiri di samping Elang, dan menghapus air mata Elang yang bercucuran.
“Ih, elang cengeng ya??? “ Izzy menggoda Elang.”
“ Ah elo, bikin senam jantung aja. Apaan sih? Jadi malu kan gue?” Elang sedikit kesal dengan ulah teman-temanya itu.
Kali ini acting Izzy dan ardy berjalan sempurna. Bahkan elang saat itu tak ingat bahwa itu hari ulang tahunya.
“Tiup lilinya tiup lilinya,…..” begitu lagu dinyanyikan oleh beberapa teman-temanya yang datang ke kamar rawat izzy itu. Sampai tiba saatnya pemberian potongan pertama kue ulang tahun,
“Potongan pertama ini gue kasihin buat Izzy, sahabat termaik gue kemaren, tapi sekarang gue mau calonin gue jadi pacarnya. Loe mau gak zy??” Spontan Elang mengatakanya pada izzy.

“Ayo, terima terima terima.” Begitu sorakan Ardy dan beberapa temanya yang berada disitu. Namun ada satu orang yang terlihat tidak senang dengan itu. Adel. Memang adel sedah lama mendambakan Elang, karena Baginya Elang lah yang bisa menggantikan Posisi Ilham dihatinya.

Hari-hari kemudian mereka lewati bersama, semua merasa senang kecuali Adel yang masih sangat sulit menerima hubungan Izzy dan Elang. Berbagai cara telah ia tempuh untuk berusaha mendapatkan Elang yang ia damba-dambakan. Semua jalan hampir ia tempuh, namun apapun yang ia lakukan malah membuat Elang geram dan membencinya seperti tak mengenalnya.
Putus asa hamper mendera Adel, sampai-sampai saat di kantin ia bertemu dengan Mitha, teman lama Izzy, lebih tepatnya teman Izzy saat masih SD. Kemudian Mitha menceritakan kisah Izzy dan Elang sejak masih di SD mereka, Dita kemudia menceritakan dari awal kisah Izzy dan Elang. Sejak SD mereka memang sering jadi amukan Guru-guru SD karna ketahuan Pacaran, “ini salah satu kegilaan mereka waktu kelas 5 SD yang paling aku inget”
Dulu di SD Nusa Bangsa, tepat saat jam istirahat dimana semua murid sibuk bermain dan jajan di kantin, dua orang gadis yang bersahabat dekat duduk di bangku taman sambil memperhatikan murid-murid lelaki yang sedang berpanas2 main basket di tengah lapangan. Salah seorang di antara murid laki2 itu, Elang, sang kapten basket, tampak berkali2 melemparkan pandangan ke bangku taman yang diduduki dua cewek tadi, Izzy dan Mitha.
Awalnya Izzy dan Mitha tidak begitu peduli. Sampai akhirnya Izzy  yang agak risih karena merasa terus diawasi, mengungkapkan ketidaknyamanannya tersebut pada Mitha. Sambil melirik ke Elang, Izzy  pun berbisik pada Mitha, “liat deh, itu orang! Sok keren! Gaya-gayanya aja pemain basket”. Mithapun tak bisa berbuat banyak, mengingat mereka hanya anak cewek yang nggak sepantasnya menanyakan keanehan sikap Elang tersebut pada orang yang bersangkutan.
Izzy pun berusaha berbaik sangka dengan menganggap sikap aneh Elang  yang terus memperhatikan dirinya dari kejauhan itu, adalah suatu bentuk keramahan yang selalu ditunjukkan Elang  pada semua teman2nya di Sekolahnya ini. Namun ternyata nggak berhenti sampai disitu aja. Berkali2 Elang  tampak berusaha mencuri perhatian Izzy  dengan membuang bola ke arah Izzy dan Mitha, lalu meminta ijin pada teman2nya untuk mengambilkan bola itu. Setelah berada di depan Izzy dan Mitha, Elang lantas melempar senyum manis pada Izzy dan segera lari ke lapangan untuk kembali melanjutkan permainan. Izzy dan Mitha cuma bisa saling berpandangan heran.

Tapi karena Elang melakukannya nggak cuma sekali dua kali, melainkan berkali2, akhirnya dengan segenap kecurigaan yang membuncah di dada, Izzy pun memberanikan diri menghampiri Elang di tengah lapangan. Semua anak cowok pada ngeliatin, tapi Izzy nggak peduli. Setelah berada tepat di hadapan Elang, Izzypun langsung blak-blakan ke Elang, “heh! Elo, kurang kerjaan ya? Kalo naksir ngomong aja! Dasar pengecut loe! …” Telunjuk Izzy berkali2 mampir ke dada Elang.

Elangyang kaget melihat keberanian Izzy, hanya bisa tersenyum malu dengan pipi yang bersemu merah jambu. Elang nggak bisa berkata2 apa2 lagi, karena ternyata isi hatinya udah terlanjur ketahuan. Elang cuman bisa menatap dalam ke mata Izzy. Tiba2 Rayhan menghampiri mereka berdua, hendak mengajak untuk melanjutkan permainan yang sempat terhenti. Sebelum sempat Rayhan mengutarakan maksud dan tujuannya, Elang malah membisikkan sesuatu ke telinga Rayhan, “cantik banget ya cewek itu,……”
Rayhan hanya bengong dapat bisikan dari Elang, Tiba2 seorang murid teladan nan kalem, Andik, datang ke tengah2 mereka berdua. Dengan buku2 tebal yang baru diangkutnya dari perpus, Andik pun memberi sedikit wejangan pada Izzy dan Elang  yang terlihat berseteru di tengah lapangan, “masih pada Sd aja kayagitu. Apa jadinya kalian nanti! Dasar !!…”
Izzy  pun akhirnya memilih mengalah dari ‘perseteruan’ dengan Elang. Namun belum sempat kakinya berbalik arah, Elang buat ulah lagi. Kali ini kayaknya sengaja nyindir2 Izzy deh… Sambil menggendong bola basket di lengan kirinya, Elang mengeraskan volume suaranya dan bernyanyi, “Oh.. tiada yang hebat dan mempesona ketika kau lewat... di hadapanku.. biasa saja. Waktu perkenalan.. lewatlah sudah.. ada yang menarik.. pancaran diri.. terus menganggu. Mendengar cerita sehari2... yang wajar tapi tetap mengasyikkan..”
Hati Izzy sedikit berdesir ! waktu si Elang bilang gitu… Izzy nggak mungkin ngebohongin perasaan sendiri. Setelah berkali2 menelan ludah dan menatap Elang sekilas, Izzy  pun langsung pergi dari lapangan basket itu yang sudah banyak kerumunan adik kelas yang berusaha ingin tahu saja.

Lalu Izzy pun kembali ke bangku taman dan berbincang dengan Mitha. Namun disitu Izzy malah ragu dengan perasaannya pada Elang. Izzy pun mengutarakannya ke Mitha,  “apa sih yang gue lakuin tadi? Malu- maluin aja. Bener tuh kata andik! Anak SD aja pacaran gimana Gedenya??…”

Nggak berapa lama sesosok cowok dengan satu pot bunga mawar menyeruak dari kerumunan. Elang menyodorkan pot bunga mawar itu ke Izzy, gak berapa lama guru BP datang dan memarahi Elang karena mencuri pot di depan kantor guru, Elang lari pontang panting., Sambil ngos2an, di tengah perjuangan muterin lapangan basket, Elang pun berkoar2 ke arah Pak Dani, “Apaan sih? Orang Cuma pinjem aja dimarahin. mau pingsan nih..”
Izzy  yang terlanjur tahu kalo mawar itu nyolong dari ruang kerja Pak Dani, langsung cemberut, melengos dan berteriak keras2 ke arah lapangan, biar Elang denger. “Jiwa maling loe!!!”
Izzy pun jadi nggak tega ngeliat Elang yang udah berjuang demi dirinya, dengan lari2an di tengah lapangan akibat diuber2 Pak Danie. Demi melihat Elang  yang berpeluh alias banjir keringat, dengan napas putus2, akhirnya rasa iba Izzy pun muncul. Kemudian Izzy bilang, “Udahlah pak, kan bunganya cumin pinjem aja, gausah dimarahin ya pak.…” katanya manis di depan pak dani yang juga kelelahan mengejar Elang. “Itu salah satu cerita mereka saat SD, ada cerita yang lain lagi” lanjut Mitha yang sangat bersemangat saat itu.
“Oke deh certain yang se-detail-detailnya oke” ia hanya bisa meredam emosinya saat mendengar cerita dari Mitha.

Tak berapa lama sebelum cerita dilanjutkan oleh Mitha, bel masuk sudah berbunyi, saat naik tangga, tiba-tiba Adel terpeleset dan terjatuh dari tangga berguling-guling, kemudian Adel berhenti di bawah, Mitha langsung turun tangga dan meminta bantuan, Pihak sekolah menelepon ambulan, sementara Adel mulutnya mengeluarkan darah segar. Saat ambulance datang nyawa adel tidak tertolong lagi. Semua siswa di sekolah itu berduka cita. Elang sangat merasa bersalah karna selama ini ia membenci adel dan belum sempat minta maaf padanya.

Izzy membisikkan ke telinga Elang “tuh kan sad  ending lebih berpeluang terjadi pada manusia kaya kita jadi apapun ya, kita harus terima, gak harus happy ending kan?”
Elang menundukkan kepalanya merasa bersalah pada Adel, Ia merasa lebih senang hidupnya lebih beruntung dari adel. Dahulu kekasihnya meninggal kecelakaan, sekarang ia harus meninggal hanya karena tangga licin.

2 hari kemudian Elang diajak Izzy ke rumah sakit untuk menjenguk mamanya yang rawat inap karena harus operasi  kagker rahim, sambil menunggu operasi, Izzy dan Elang  berbincang-bincang di kamar rawat mamanya yang kebetulan letaknya sama persis seperti saat Izzy dirawat karena DBD dan saat Izzy memberikan Kejutan Ulang tahun ke 17 elang.
Di balik dinding putih yang tertutupi oleh cahaya itu seseorang bersembunyi, dengan hati hati ia melirik ke koridor dengan penerangan yang remang remang, kosong.. sosok itu pun menyiapkan segala sesuatunya, ia memastikan selongsong peluru pada pistolnya telah terpasang dengan baik

Dengan mengendap endap, sosok tadi berjalan di koridor, senyum liciknya merekah begitu ia melihat nama yang ia cari tertempel di pintu, dan dengan hati hati pula sosok itu masuk ke dalam ruangan serba putih itu.
“haha, mau bunuh gue? Lu siapa?’ tanya Elang dengan nada mengejek

“gue Gilang, oh elo yang namanya Elang? Sok hebat loe! kata sosok itu lalu mempersiapkan pistolnya.
“hah? lo mau bunuh gue pake itu? Dangkal banget otak lo, siapa sih yang nyuruh lo?perasaan gue gakpunya musuh deh !  Hahaha pecundang” cela Elang
“diem! Gue ngelakuin ini karna lo udah nyelakain adek gue! ADEL! Lo inget! Sekarang lo berdiri!”
Elang pun akhirnya mengalah, ia berdiri di samping ranjangnya, matanya menangkap seseorang yang ternyata bersembunyi di balik tembok kamar mandi, rasa kesal dan marah bercampur aduk dalam dirinya ketika ia melihat sosok itu,
“ngapain lo liat ke belakang? Mundur!” kata Gilang lagi dan kali ini pistolnya sudah siap, dan telah mengacung ke arah Elang
Elang pun mundur dan menyadari dirinya sudah tersudut dengan kaca di belakangnya
Dan Gilang  yang mengenakan berbaju serba hitam dan bertopeng itu pun telah siap dengan pelatuk di pistonyanya “siap siap El” ujarnya sambil tersenyum senang

Peluru yang di tembakkkan Gilang meluncur dari pistolnya ke arah Elang, namun..
Ternyarta seseorang yang sejak tadi bersembunyi di balik tembok kamar mandi muncul dan mendorong Elang  jatuh, namun sialnya, peluru itu sempat menembus perut samping izzy dan meluncur keluar, memecahkan dinding kaca di belakang Izzy, dan membuat ruangan itu menganga dengan lobuang yang mengarah langsung ke jalanan
“Izzy? Mau ikutan mati bareng pujaan hati elo! Minggir sama kalo loe masih pengen hidup!!!!”
Elang langsung menghampiri Izzy yang jatuh dengan perut bagian samping yang mengucurkan darah “SIALAN!!” teriak Elang lalu mendekati pria bertopeng itu dan..
Satu pukulan telak berhasil membuat Gilang tersungkur, namun karna Elang, tidak cukup tangguh dalam hal pukul memukul, akhirnya ia terjatuh di samping Izzy. ia merasa sepeerti ada ribuan pisau yang menghujam kepalanya, membuat pandangannya mengabur dan kepalanya seolah berputar
“el-el” Izzy memanggil nama itu untuk meraih tangan Elang  yang terus terusan memegangi kepalanya

Tak lama Gilang bangkit, matanya menatap Elang dan Izzy dengan tatapan yang sangat dalam, seperti ada percikan percikan api yang terus mengompori dirinya, dalam catatan membunuhnya ia tidak pernah gagal satu kali pun, dan ia tidak mau prestasinya sebagai pembunuh bayaran harus jatuh oleh anak SMA

Gilang menendang Elang ke arah dinding yang telah kehilangan kacanya itu, sebuah potongan kaca yang cukup besar menancap tepat di tangan kiri Elang, dan tendangan tadi telah berhasil membuat Elang bergantung di luar karna ia terjatuh dari lantai ruangannya
Izzy  menerjang kaki Elang dan membuatnya jatuh terjerembab
Izzy  meraih tangan Elang yang tergantung di ujung lantai, dengan seluruh keberanian dan kepercayaannya ia berusaha untuk mengangkat Elang kembali ke ruangan itu, namun tuhan berkata lain, tangan Izzy   yang sudah licin dengan darah perlahan merosot, namun seolah tidak kehilangan akal, Izzy menggunakan tangan satunya untuk menarik Elang,  sayangnya hal itu justru membuat dirinya perlahan merosot

“lepasin Zy..!! please Lepasin aku!” pinta Elang

“aku enggak mau! Kalo kamu mati, aku juga harus mati El..” elak Izzy tanpa melepaskan pegangannya pada Elang,
Elang benar benar tidak mau kekasihnya harus pergi secepat ini, ia tau,mungkin ini memang takdirnya, a, ia tidak mau menyakiti Izzy lebih jauh,please, lepasin tanggan aku”
“Biarin aku pergi samakamu!”
Elangterkejut dengan pernyataan Izzy, tapi ia tetep pada pendiriannya ia tidak mau Izzy ikut merasakan sakit jika mereka jatuh berdua, tepat saat Elang akan menancapkan potongan kaca pada tangan Izzy agar Izzy bisa melepaskan tangannya tiba tiba

“ANDA TERKEPUNG, ANGKAT TANGAN ANDA, LEPASKAN SENJATA ANDA”

Seorang polisi menodongkan pistolnya di kepala Gilang, gilang hanya menghela napas lalu ia berbalik dengan perlahan, namun saat ia berbalik
Gilang menendang tubuh Izzy hingga ia terjatuh dari lantai kamar itu, dan terjun bebas dari lantai 7

“kurang ajar!”  mitha dan Ardy, maju dan memukuli Gilang setelah akhirnya di tarik oleh polisi karna mereka akan meringkus Gilang,

Dan…..

Tenang..

Dingin...

Sejuk...

Mungkin itulah yang dirasakan oleh Elang dan Izzy, ketenangan dunia malam kini mereka rasakan, dingin dan sejuknya angin di malam hari menemani mereka untuk masuk ke kehidupan mereka selanjutnya, gaya gravitasi bumi seolah mengecil, memperlambat jalan mereka menuju kematian, membiarkan mereka menikmati detik detik terakhir kehidupan mereka di bumi, membiarkan mereka untuk saling menikmati kehangatan satu sama lain dalam pelukan terakhir mereka di dunia..


Hidup pasti memberi keadilan bagi siapapun yang sudah menjalani kehidupan..

Dan keadilan yang mereka cari akan mereka temukan di akhir kehidupan mereka..


Hanya mereka..

dan alam....

karna kita tau..

Di akhir kehidupan...

Hidup akan selalu adil...

  JLTHE END JL

0 komentar:

Posting Komentar